Selasa, 14 Oktober 2008

Laptop dan Hand Phone terbaru Sebuah Kebutuhan atau Keinginan??

(Apakah saat ini Orang-orang harus Hidup dengan Laptop dan Hand Phone??)

Di UKSW Salatiga Jawa Tengah, sebuah pemandangan biasa bila Mahasiswa/i SI membawa/ menenteng Laptop atau Komputer jinjing. Sebagai pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan, secara Pribadi Penulis sering memperhatikan setiap Mahasiswa/i yang memiliki Laptop tersebut. Melihat hal itu muncul sebuah pertanyaan, apakah memang Laptop sudah sangat di butuhkan oleh para Mahasiswa/i itu? Atau hanya sebagai “Trend” dan Gaya saja. Agar dilihat pantas sebagai seorang Mahasiswa/i SI dengan membawa Laptop kemana-mana. Bukan hanya di Kampus dan Perpustakaan saja, juga di Kantin/Cafe Kampus, Mahasiswa-i tersebut menggunakan Laptop atau Komputer jinjingnya tadi. Ternyata, ada juga diantara para Mahasiswa/i tersebut yang “Memaksa” Orang Tuanya untuk membelikan Laptop dan Handphone terbaru. Laptop dan Handphone tersebut, di pergunakan bukan untuk mendukung Studi/Kuliahnya, hanya untuk menyimpan Lagu-lagu terbaru dan Game Online. Ada juga yang mempergunakannya untuk menyimpan File-file Porno yang di akses dari Internet dan Mengcofy dari teman-temannya yang lain. Wah?? Bagaimana itu ya?

Apakah ini yang di namakan Budaya Populer (Pop Culture) yang sedang terjadi secara Global?? Bahwa Dunia ini di giring oleh para Kaum Kapitalis untuk menjadi Manusia yang Individualistis dan Konsumerisme. Maksudnya, sering kali kita membeli sesuatu Produk Teghnologi yang bukan Kebutuhan kita tapi hanya Keinginan kita saja, dan biar dianggap keren atau beken. Penulis mau bertanya. Apakah memang ketika menjadi seorang Mahasiswa/i sudah harus memiliki Laptop?? Penulis berpikir, kalau hanya untuk mengetik tugas-tugas dari Kampus atau tugas-tugas dari Dosen, tidak harus memaksakan Orang Tua di Kampung untuk membeli Laptop. Kalaupun harus, Komputer biasa saja yang Pentium 3 atau 4 sudah bisa menyimpan banyak data-data dan sudah lebih dari cukup untuk mengerjakah Tugas-tugas dari Kampus atau Dosen-dosen.

Pengalaman banyak Orang, selama mengikuti kuliah sebagai Mahasiswa/i tidak harus memiliki Laptop. Cukup dengan Komputer biasa juga bisa. Apakah ini yang dinamakan Dampak Tegnologi Tinggi yang Mengglobal dengan “Strategi Pasar Global” yang menggiring kita untuk ikut “Budaya Latah” alias Budaya ikut-ikutan saja? Padahal kita belum saatnya untuk menggunakan Produk-produk Tegnologi tersebut?? Penulis di sini sama sekali bukan menolak Tegnologinya, hanya mau mengatakan bahwa tidak semua Tegnologi yang ditawarkan kepada kita harus kita miliki bahkan kita harus memaksakan diri untuk memilikinya hanya untuk mengikuti Perkembangan Zaman. Mungkin pada saatnya yang tepat, kita akan menggunakan Produk Tegnologi tersebut. Katakanlah kita saat ini seorang Pelajar atau Mahasiswa? Untuk apa memiliki Laptop dan Hand Phone yang canggih.Belum tepat Guna bagi kita.Orang Tua juga perlu Bijaksana menyikapi hal ini.Jangan langsung memberikan apa saja yang di minta oleh Anaknya yang sedang Sekolah atau Kuliah. Orang Tua tidak perlu memanjakan Anak dengan barang-barang Tegnologi yang belum menjadi Kebutuhan si Anak. Bukan tidak mungkin dengan barang Tegnologi yang kita berikan itu dia terjerumus ke dalam hal yang salah.

Termasuk memberikan Mobil kepada si Anak yang masih duduk di bangku Sekolah atau Kuliah. Hal ini membuat si Anak memiliki beban Psikologis. Karena dia sudah bertahun-tahun naik mobil Mewah milik Orang Tuanya. Coba bayangkan si Anak itu kelak bekerja di sebuah Instansi di Daerah yang pelosok dengan Gaji 1 juta. Padahal sewaktu dia Kuliah dia dikirimi uang 2-3 juta uang bulanan oleh Orang Tuanya. Secara umum si Anak akan menderita. Ini menjadi perenungan buat kita semua. Ajar dan didiklah Anak-anak kita hidup Sederhana dan mampu Bersyukur dengan apa adanya. (Bandingkan Film Pangeran Katrokpolitan yang di Perankan Jhosua) Agar kelak ketika dia tamat dan bekerja di Daerah yang minus sekalipun dia sudah siap Mental. Penulis pernah mendengar cerita tentang Anak seorang Pejabat di Jakarta, semua Anak-anaknya (Smu dan Mahasiswa) Naik bus umum pergi ke Sekolah/Kuliah. Ketika di tanya kepada Orang Tua si Anak itu. Kenapa tidak di belikan Mobil saja?? si Bapak menjawab. Biarkan saja dia belajar hidup Sederhana, soalnya belum tentu nanti dia sanggup membeli Mobil mewah dengan Keringatnya sendiri. Bukan berarti Saya tidak Sayang kepada mereka. Untuk apa Saya jerumuskan mereka. Saya sanggup membeli Mobil apapun untuknya. Namun hal itu tidak mendidik. Itulah jawaban Orang Tua Anak tersebut.

Sangat menarik mengenal Budaya Populer atau Pop Culture ini, kita di ajarkan untuk melihat semua Produk-produk Tegnologi itu dengan “Kaca Mata” Kebutuhan atau hanya Keinginan.

Mungkin kita perlu lebih“Kritis” terhadap apapun itu termasuk Hand Phone. Sebagai alat Komunikasi HP itu sangatlah baik, akan tetapi kita juga harus sadar bahwa HP itu sebenarnya di buat hanya untuk layanan Informasi dan Komunikasi. Jadi maksud Penulis, marilah kita memanfaatkan Tegnologi apapun itu dengan Kritis bukan hanya asal terima saja. Penulis memberi contoh begini, seandainya Penulis di suruh membeli dan memilih secara sadar untuk memiliki HP yang Mahal atau yang Sederhana. Maka Penulis pasti akan membeli HP yang sederhana. Katakanlah HP yang berharga 1 juta. (bagi penulis Fungsi utama HP hanya untuk meng SMS atau menelpon Keluarga, Dosen, Pdt, Pt, Dkn, Jemaat, Tetangga dan Teman-teman saja) Dari pada harus membeli HP yang harganya 5-10 juta??

Kecuali, HP yang mahal itu dengan berbagai Fitur-fiturnya sudah menjadi Kebutuhan, Penulis pikir tidak Masalah. Termasuk untuk memiliki HP lebih dari 1 buah (saat ini ada banyak Mahasiswa/i yang memiliki HP lebih dari 1 mungkin juga 2-3 buah). Dalam hal memiliki Laptop juga sama, apakah hal itu sudah menjadi Kebutuhan kita atau hanya Keinginan kita saja. Jujur saja, sebagai seorang Pendeta memiliki Laptop itu bukanlah sebuah Kebutuhan, masih sebagai Keinginan. Kalau Komputer ya, itu sudah menjadi Kebutuhan untuk saat ini. Lain hal bila seorang Pendeta itu memang penulis di berbagai Media, Internet, Web Site, Penulis Buku, dia seorang Dosen (file-file Bahan Kuliah), menulis di Majalah maupun Jurnal atau juga sering di undang sebagai Konseptor dan Nara Sumber (Pembicara). Nah kalau hanya sebagai Pendeta Jemaat? Yang hanya memikirkan Pelayanan, Warta jemaat, Laporan Sidang Runggun, Sidang Ngawan maupun bahan Sermon Kotbah. Mungkin Komputer atau mesin Tik juga sudah bisa. Jangan Latah atau ikut-ikutan Budaya Pop. Bahasa kami selalu “Tepuk dada tanya Selera” atau “Maksud hati ingin memeluk Gunung apa daya tangan tak sampai”. Apapun itu, harus di seleksi/kritisi apakah Barang atau Produk itu sudah menjadi Kebutuhan atau masih Keinginan kita saja. Jangan paksa Jemaat untuk hal-hal yang belum terlalu Penting. Itu juga sama dengan KORUPSI!!

Informasi ini hanyalah Opini, bukan dalam rangka menyinggung siapa-siapa, Penulis mau menyampaikan, melihat perkembangan situasi dan keadaan saat ini dimana Manusia di giring kearah Individualisme, Hedonisme, Konsumerisme dan Materialisme. Kita tahu, sudah tidak hal aneh lagi bahwa banyak Mahasiswa/i saat ini yang kerjanya hanya maen “Game Online” saja setiap hari sampai lupa Kuliah ataupun Belajar. Kita harus sadar bahwa hampir semua Produk-produk Tegnologi menggiring kita ke arah Individualisme. Coba lihat Laptop dan HP Kita, bila sedang aktif kita bisa asyik sendiri berjam-jam tanpa Peduli Masyarakat atau Orang yang berada di sekeliling kita!

Banyak juga Mahasiswa/i sekarang yang kerjanya hanya menonton Film atau Situs Porno di Laptop dan HPnya, hal ini harus kita pikirkan bagaimana mengantisipasinya. Maksudnya jangan kita terlalu bangga ketika Anak-anak kita di perlengkapi dengan yang namanya Laptop dan HP yang canggih padahal menurut ukuran usianya mereka belum layak untuk memilikinya. Mengapa Penulis katakan demikian?? Banyak juga kasus Mahasiswa/i SI Nonton Film Porno dan menyimpan File Porno. Ada dugaan di beberapa Kampus dan Gereja, ada Oknum Mahasiswa Program S 2 dan Oknum-oknum Hamba Tuhan melakukan hal yang sama. Ini menjadi Perenungan?? Mungkin maksud kita baik untuk menyediakan Fasilitas, akan tetapi bila tidak di bekali dan tidak dipersiapkan dalam menggunakannya maka hal Negatif bisa terjadi. Seperti Mahasiswa S2 atau Oknum-oknum tadi. Tadinya Laptop itu di sediakan hanya untuk mendukung Pelayanannya misalnya mengetik Bahan Sermon, bahan Kotbah dan Warta Jemaat.

Ternyata, karena tidak di persiapkan, disalahgunakan untuk menonton Game atau film Porno sehingga melupakan tugas-tugasnya. Semoga tidak ya!! Penulis menyarankan agar kita hidup semakin Bijaksana, pakailah Tegnologi karena memang sudah menjadi Kebutuhan!! Apapun itu, jangan karena keinginan dan Latah atau Ikut-ikutan!! Atau juga Karena terimbas Budaya Populer (Pop Culture).

Firman Tuhan

Amsal 1:7 Berkata “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tapi Orang bodoh menghina didikan”

Penulis Pdt Masada Sinukaban

Pemerhati Sosial dan Peduli Kemanusiaan UKSW Salatiga

KESAKTIAN PEDULI GENERASI INDONESIA

Tidak ada komentar: